Minggu, 01 Mei 2011

Ilmu Tawarikhi Al Ruwa


MAKALAH
Ilmu Tawarikhi Al Ruwa
Mata Kuliah : Musthalahu Al Hadist
Dosen pengampu :
Neneng ‘afwah, M.Fil.





 
















                                  Penyusun :

                 Faizin






AL JAMI’AH LI ULUM AL QUR’AN WA AL TAFSIR
TARBIYATUT THOLABAH
Kranji Paciran Lamongan
1431H/2010










  KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Musthalahul Hadist “. Semoga jerih payah kami dicatat sebagai amal baik yang nantinya bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi seluruh mahasiswa pada umumnya.
Dalam makalah ini akan kami uraiakan tentang “ilmu tawarikhi al ruwa” yang mungkin tidak asing lagi ditelinga kita sekalian.
Kami menyadari,makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang,
                                                                                                           

Penyusun 11 januari 2011 












                                                                        BAB I
ILMU TAWARIKHI AL RUWA
A. MUQODIMAH
Mengetahui sambung tidaknya sanad suatu hadist sangat penting,karena itu merupakan syarat apakah hadist itu diterima atau tidak,pembahasan tentang sanad tentunya tak lepas dari para perowi hadist,salah satu ilmu yang membahas tentang para rowi adalah “Ilmu tawarikhi Al ruwa”,ilmu ini termasuk cabang dari ilmu rijalu al hadist,jika ilmu rijalu al hadist membahas tentang hal ihwal dan biografi para rowi,kalau ilmu tawarikhi al ruwa  membahas tentang kapan dan dimana seorang rowi dilahirkan,mempelajari ilmu ini sangat penting,karena mengetahui akan hal tersebut adalah salah satu cara untuk mengetahui kepribadian seorang rowi,melihat pentingnya ilmu ini saya akan sedikit mengulas sedikit dalam makalah saya ini.
B.Ta’rif
Ilmu tawarikhir al ruwa itu termasuk dari ilmu rijal al hadist.jika ilmu rija al hadist membicarakan hal ihwal dan biografi para rawi pada umumnya,maka ilmu twarikhi al ruwa ini membahas tentang kapan dan dimana seorang rawi dilahirkan,dari siapa dia menerima hadist,siapa orang yang yang mengambil hadist dari padanyadan akhirnya diterangkan pula dimana dan kapan dia wafat.[1]
Ilmu tawarikhi al ruwa adalah ilmu untuk mengetahui para rawi dalam hal-hal yang bersangkutan dengan meriwayatkan hadist.karena ia mencakup keterangan tentang hal-ihwal para rawi,tanggal lahir,tanggal wafat,guru-gurunya.tanggal kapan mendengar dari guru-gurunya,orang-orang yang berguru kepadanya,kota kampung halamanya,perantauanya,tanggal kunjunganya ke negri-negri yang berbeda-beda,mendengarnya hadist dari sebagian guru sebelum dan sesudah ia lanjut usia dan lain sebagainya yang hubunganya dengan masalah perhadisan.[2]
Ulama’ –ulama’ sebelum abad kelima hijriah menamai ilmu ini dengan nama-nama yang berbeda-berbeda .sebagian mereka menamainya dengan ilmu tarikh,sebagian yang lain menamainya dengan ilmu tawarikhi al ruwa,sedang sebagian yang lain menamainya dengan ilmu wafayatu al ruwa.Ulama’-ulama’ angkatan sesudah abad kelima hijriah menyebutnya dengan ilmu al tawarikh al Ruwa
C.Faedah ilmu Tarikhi al Ruwa
Ilmu ini berkembang bersama dengan berkembangnya ilmu riwayah.perhatian para ulama’ dalam membahas ilmu ini didorong oleh suatu maksud untuk mengetahui dengan sebenarnya hal ihwal para rawi hadist(rijalu al sanad).atas motif tersebut mereka menanyakan kepada para rawi yang bersangkutan mengenai umur dan tangal kapan mereka dilahirkan,dimana domisili mereka dan kapan mereka menerima hadist dari guru-guru mereka,disamping para ulama’ tersebut  meniliti tentang identitas para rawi itu.
‘Ufair  ma’dan Al kila’iy bercerita: ‘Umar bin Musa pernah datang kepadaku,lalu kutemui dia di masjid kemudian ia berkata: “telah bercerita kepada kami guru kalian yang shaleh…”ketika ia banyak bercerita ,lalu kupotong ceritanya, “siapa yang kamu maksud dengan guru kami yang shaleh itu? Sebutlah namanya agar kami mengetahuinya !” jawabnya: “yaitu Khalid bin ma’dan.” “tahun berapa kamu bertemu dia?” tanyaku lebih lanjut.”aku bertemu pada tahun 108 H.”,jawabnya.”dimana kamu bertemu?” tanyaku lagi.”aku bertemu dia pada waktu perang Armenia”,jawabnya. Aku membentak:”takutlah kepada Allah,hai saudara jangan berdusta.bukankah Khalid bin Ma’dan itu wafat pada tahun 104 H? sedangkan kamu mengatakan bahwa kamu bertemu dengan dia empat tahun sesudah dia wafat.”tambahan pula dia tidak pernah mengikuti perang Armenia sama sekali.dia hanya ikut perang romawi saja.
Mengetahui tanggal lahir dan wafatnya para rawi adalah sangat penting untuk menolak pengakuan seorang rawi yang pernah bertemu dengan seorang guru yang pernah memberikan hadist kepadanya,padahal setelah diketahui tanggal lahir dan wafat gurunya,mungkin sekali mereka tidak saling bertemu’disebabkan kematian gurunya mendahului dari pada kelahiranya.
Jika demikian halnya,maka hadist yang mereka riwatkan itu sanadnya tidak bersambung. Dengan kata lain faedah mempelajari ilmu tarikhi al ruwa iti ialah mengetahui muttashil atau munqhati’nyas sanad hadist dan untuk megetahui marfu’ atau mursalnya pemberian hadist.Mengetahui kampung halaman rawi pun besar faedahnya.yaitu untuk membedakan rawi-rawi yang kebetulan sama namanya akan tetapi berbeda marga dan kampung halamanya.sebab sebagaimana diketahui bahwa rawi-rawi itu banyak yang namanya bersamaan,akan tetapi tempat tinggal mereka berbeda.tampak faedahnya pula dalam hal ini apabila rawi yang namanya bersamaan itu sebagianya ada yang tsiqah,sehingga dapat diterima hadisnya,sedang sebagian yang lain adalah tidak tsiqah yang menyebabkan harus ditolak hadistnya.[3]
D.Kitab-kitab Tarikhi al Ruwah
Jika kita mempelajari dan mengkaji kitab-kitab tentang hal ihwal para rawi ini,kita akan menemukan beberapa kitab tarikh dengan system yang berbeda-beda satu sama lain.sebagian muhadditsin  dan muarrikhin (ahli tarikh) dalam menyusun kitab tarikhi al ruwah mengetengahkan tahun wafat para rawi,lalu diterangkan biografinya dan akhirnya diterangkan pula jumlah hadist-hadistnya.Sebagian muhaddistin yang lain menyusun kitabnya dengan mengutamakan kota tempat kelahiran dan domisili para rawi hadist.dalam system ini penulis mengemukakan lebih dahulu tentang keutamaan kota itu beserta para sahabat dan

 ulama’-ulama’ lain yang berdomisili atau berada ditempat tersebut,dengan diatur secara alfabetis.disamping ada ulama’ yang dalam menyusun kitabnya dengan mengutamakan nama asli,samara dan laqob para rawi beserta asal-usul orang yang menurunkan mereka.dan ada pula ulama’ yang menuliskan berdasarkan kepada angkatan dan generasi (thabaqah)par rawi hadist.
Kitab-kitb tarikhi al ruwah yang harus diketahui penggali sunnah Rasulullah antara lain:
      1.            Al Tarikhu Al Kabir,karya imam Muhammad bin ismail Al Bukhori(tahun 194-252 H) dalam kitab tersebut imam Bukhori menerangkan biografi dari guru-gurunya yang pernah memberikan hadist kapadanya baik dari golongan tabiin maupun sahabat sampai berjumlah kurang lebih 40.000 orang.
      2.            Tarikh Nisabur,karya imam Muhammad bin Abdullah Al hakim Al Nisabur(321-405 H). kitab ini merupakan kitab tarikh yang terbesar dan banyak faedahnya bagi para fuqoha’. Hanya saja kitab ini telah hilang.ia hanya ditemukan dalam koleksi cuplikan yang terdiri dari beberapa lembar.
      3.            Tarikh bagdad,karya Abu Bakar Ahmad Ali Al Bagdady,yang terkenal dengan nama Al Khatib Al Bagdadi(392-463 H)kitab yang besar faedahnya ini memuat biografi dari ulama’-ulama’ besar dalam segala bidang ilmu pengetahuan sebanyak 7.831 orang dan disususn secara alfabetis.Rawi-rawi yang tsiqah,lemah dan yang ditinggalkan hadistnya(matruk)dimasukan semua dalam kitab itu.ia terdiri dari 14 jilid dan dicetak di kairo pada tahun1349 H(1931 M)
      4.            Al Ikmal firaf’I Al Ibtiyab ‘An Mu’talif Mina Al Asma’I wa Al Kuna wa Al Ansab,karya Al Amir Al Hafidz Abi Nashr ‘Ali bin Hibatillah bin ja’far yang terkenal dengan nama ma’kula Al Bagdady(421-486 H).

      5.            Tahdzibu Al Kamal fi Asmai Al Rijal,karya Al Hafidz  Jamaluddin Abi Al Hajjaj Yusuf L Mizzay Al Dimasyqy(654-742 H).ia merupakan penyempurnaan dan kelengkapan (Tahdzib) dari kitab Al Kamal fi Asmai Al Rijal.[4]
E.Kesimpulan
a.      Ilmu tawarikhi al ruwa adalah ilmu untuk mengetahui para rawi dalam hal-hal yang bersangkutan dengan meriwayatkan hadist.karena ia mencakup keterangan tentang hal-ihwal para rawi,tanggal lahir,tanggal wafat,guru-gurunya.tanggal kapan mendengar dari guru-gurunya,orang-orang yang berguru kepadanya,kota kampong halamanya,perantauanya,tanggal kunjunganya ke negri-negri yang berbeda-beda,mendengarnya hadist dari sebagian guru sebelum dan sesudah ia lanjut usia dan lain sebagainya yang hubunganya dengan masalah perhadisan
b.      faedah mempelajari ilmu tarikhi al ruwa iti ialah mengetahui muttashil atau munqhati’nyas sanad hadist dan untuk megetahui marfu’ atau mursalnya pemberian hadist
F. penutup
Demikian sajian makalah kami,sebuah makalah yang sengaja saya buat untuk memenuhi tugas mata kuluah musthalahul hadist,saya menyadari makalah yang telah saya hadirkan ini masih jauh dari kesempurnaan,untu itu kritik dan saran dari teman-teman selalu saya harapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya.akhirnya dengan upaya serta dengan keikhlasan dan kerendahan hati,semoga allah mencatat makalah saya ini sebagai amal baik dan dapat member manfaat kususnya bagi saya sebagai pemakalah dan umumnya pada teman-teman semua.amin!


                                                            DAFTAR PUSTAKA
1.Drs.Fatchu Al Rahman,Ikhtisar Musthalahu Al Hadist,(Bandung:PT Al Maarif)cet,1,1974,
2.Dr.Muhammad ‘ujaj Al Khotib,usulil hadist,(dar al fikr,Bairut libanon).






[1] Drs.Fatchu Al Rahman,Ikhtisar Musthalahu Al Hadist,(Bandung:PT Al Maarif)cet,1,1974,hal:295
[2] Dr.Muhammad ‘ujaj Al Khotib,usulil hadist,(dar al fikr,Bairut libanon).hal:253
[3] Drs.Fatchu Al Rahman,Op cit,hal:296-297
[4] Ibid,hal:298-299

Tidak ada komentar:

Posting Komentar